MENETAPKAN KEBUTUHAN BAHAN DAN ALAT KEARSIPAN
OLEH : NUR ROHMAH / SMK CENDIKA BANGSA / KELAS IX
ADMINISTRASI PERKANTORAN
MENGELOLA DAN MENJAGA SISTEM KEARSIPAN
MENETAPKAN
KEBUTUHAN BAHAN DAN ALAT KERASIPAN
A. Pengertian Arsip
Secara etimologi (asal-usul
kata), kata “arsip” berasal dari :
1.
Bahasa yunani, yaitu archium
artinya peti untuk menyimpan sesuatu.
2.
Bahasa latin, yaitu felum (bundel)
yang artinya tali atau benang.
3.
Bahasa inggris, yaitu
archieveartinya kumpulan warkat ; “record” artinya sekumpulan warkat/informasi.
4.
Bahasa belanda, yaitu archief
artinya warkat.
5.
Bahasa jerman, yaitu archivalen
artinya warkat.
Dari pengertian tersebut disimpulkan : arsip adalah catatan
(record/warkat) yang tertulis, tercetak, atau ketikan dalambentuk huruf, angka,
atau gambar yang mempunyai arti atau tujuan tertentu sebagai bahan komunikasi
dan informasi yang terekam pada kertas, kertas film, media komputer, dan
lain-lain yang disimpan menurut suatu aturan sehingga apabila diperlukan dapat
ditemukan dengan mudah.
Contohnya : surat, kartu, flash disk, telegram, formulir, kuitansi,
hasil faximile, faktur, daftar, memo, gambar, laporan, peta, disket, dan
sebagainya.
Surat/warkat baru dapat disebut sebgai arsip apabila
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1.
Mempunyai arti.
2.
Mempunyai kegunaan.
3.
Disimpan dengan teratur.
B. Jenis - Jenis Arsip
1. Jenis-Jenis Arsip Berdasarkan
Bentuk Fisiknya
a.
Arsip yang berbentuk lembaran.
Contoh : surat, kwitansi, faktur dan foto.
b.
Arsip yang tidak berbentuk
lembaran. Contoh : disket, flash disk, mikro film, dan rekaman pada pita kaset.
2. Jenis - Jenis Arsip
Berdasarkan Masalahnya
a.
Financial record, yaitu arsip yang
berisi catatan-catatan menegenai masalah keuangan. Contoh : kwitansi, giro, cek
dan kartu kredit.
b.
Inventory record, yaitu
arsip-arsip yang berhubungan dengan masalah barang inventaris. Contoh : catatan
tentang jumlah barang, merek, ukuran, dan harga.
c.
Personal record, yaitu arsip-arsip
yang berhubungan dengan masalah kepagawaian. Contoh : suarat lamaran kerja,
curriculum vitae, absensi pegawai, dan surat keputusan.
d.
Sales record, yaitu arsip-arsip
yang berhubungan dengan masalah penjualan. Contoh : data penjualan dan daftar
nama agen dan distributor.
e.
Production record, yaitu
arsip-arsip yang berhubungan dengan masalah produksi. Contoh : arsip tentang
jenis bahan baku, jenis alat/mesin yang digunakan, dan jenis dan kualitas
barang.
3. Jenis – Jenis Arsip
Berdasarkan Pemiliknya
a. Lembaga Pemerintahan
1)
Arsip nasional di Indonesia (Arsip
Nasioanl Republik Indonesia).
2)
Arsip nasional disetiap ibu kota
Daerah Tingkat I (Arsip Nasioanl Daerah).
b. Instansi pemerintah/swasta
1)
Arsip primer dan arsip sekunder.
Arsip primer adalah arsip aslinya, sedangkan arsip sekunder adalah arsip yang
berupa tindasan atau karbon kopi.
2)
Arsip sentral dan arsip unit.
Arsip sentral adalah arsip yang disimpan pada pusat arsip atau arsip yang
dipusatkan penyimpanannya. Arsip unit adalah arsip yang disebarkan
penyimpanannya pada setiap bagian organisasi.
4. Jenis – Jenis Arsip
Berdasarkan Sifatnya
a.
Arsip tidak penting, yaitu arsip
yang hanya mempunyai kegunaan informasi. Contoh : surat undangan dan surat
pemberitahuan.
b.
Arsip biasa, yaitu arsip yang
semula penting, akhirnya tidak berguna lagi pada saat arsip yang diinformasikan
itu berlalu.contoh : surat lamaran kerja dan surat tagihan.
c.
Arsip penting, yaitu arsip yang
ada hubungannya dengan masa lalu dan masa yang akan datang, sehingga perlu
disimpan dalam waktu yang lama. Contoh : surat perjanjian dan surat kontrak.
d.
Arsip sangat pentung (vital),
yaitu arsip yang dapat dijadikan alat pengingat selama-lamanya (bernilai
sejarah/ilmiah). Contoh : naskah proklamasi dan surat keputusan hasil
penelitian ilmiah.
e.
Arsip rahasia, yaitu arsip yang
isinya hanya boleh diketahui oleh orang tertentu saja dalam suatu organisasi.
Contoh : hasil penelitian pegawai dan strategi pemasaran.
5. Jenis – Jenis Arsip Berdasarkan
Fungsinya
a.
Arsip dinamis, yaitu arsip yang digunakan
langsung dalam perencanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umunya, atau dipergunakan secara
langsung dalam penyelenggaraan adinistrasi negara.
1)
Arsip aktif, yaitu arsip yang
diguanakan secara terus-menerus dalam kegiatan kantor. Arsip ini masih sering
dikeluarkan untuk keperluan tertentu.
2)
Arsip semi aktif, yaitu arsip yang
frekuensi penggunaannya sudah menurun, tetapi terkadang masih diperlukan.
3)
Arsip inaktif, yaitu arsip dinamis
yang sudah sangat jarang digunakan. Arsip inaktif hanya digunakan sebagai
refersensi atau pemberi keterangan semata.
b.
Arsip statis, yaitu arsip yang tidak
dipergunakan secara langsung untuk perencanaan, penyelenggaraan kehidupan
kebangsaan pada umumnya, maupun untuk penyelenggaraan administrasi negara.
C. Nilai Guna Arsip
1.
Nilai penerangan, yaitu arsip yang
hanya mempunyai kegunaan sebagai bahan informasi, pemberitahuan. Contoh : surat
pengumuman.
2.
Nilai yuridis, yaitu arsip yang
dapat digunakan sebagai bahan atau alat pembuktian dalam peristiwa hukum.
Contoh : akta kelahiran, surat perjanjian, dan kwitansi.
3.
Nilai historis, yaitu arsip yang
dapat menggambarkan suatu kejadian/peristiwa dari masa lampau. Contoh : teks
proklamasi.
4.
Nilai ilmiah, yaitu arsip yang
dapat digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan penyelidikan. Contoh :
hasil karya tulis.
5.
Nilai Guna Fiskal, yaitu arsip
yang mempunyai kegunaan dalam bidang keuangan. Contoh : Kwitansi dan bukti
pembayaran pajak.
Menurut Vernon B.Santen, arsip mempunyai nilai guna dengan
singkatan ALFRED
A = Administrasi Value (Nilai Administrasi)
L = Legal Value (Nilai Hukum)
F = Fiscal Value (Nilai Keuangan)
R = Research Value (Nilai Penelitian)
E = Education Value (Nilai Pendidikan)
D = Documentation Value (Nilai Dokumentasi)
Untuk mengingat betapa pentingnya arsip, maka ingatlah
singkatan ini :
A = Amankan
R = Rawat
S = Semua
I = Informasi
P = Penting
D. Pengertian Kearsipan
Kerasipan adalah suatu proses
kegiatan mulai dari penerimaan,pengumpulan, pengaturan, pemeliharaan, an
penyimpanan warkat menurut sistem tertentu, sehingga saat diperlukan dapat
ditemukan dengan cepat dan mudah.
Tujuan penyelenggaraan arsip
:
1.
Agar arsip terpelihara dengan
baik, teratur,dan aman.
2.
Agar mudah mendapatkan kembali
arsip yang dibutuhkan dengan cepat dan tepat.
3.
Untuk menghindari pemborosan waktu
dan tenaga dalam mencari arsip yang diutuhkan.
4.
Untuk menghemat tampat penyimpanan
5.
Untuk menjaga kerahasiaan arsip.
6.
Untuk menjaga kelestaraian arsip.
7.
Untuk menyelamatkan arsip yang
berisi informasi tentang pertanggungjawaban, perencanaan, pelaksanaan, dan
penyelenggaraan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.
E. Jenis – Jenis Peralatan
Kerasipan
Peralatan Kerasipan adalah
alat atau sarana yang digunakan dalam bidang kearsipan. Peralatan ini umumnya
tahan lama (dapat digunakan bertahun-tahun) karena dibuat dengan bahan-bahan
yang kuat seperti logam, kayu, alumunium, besi, plastik dan sebagainya.
Fungsi peralatan kearsipan
antara lain :
1.
Sebagai sarana penyimpanan arsip.
2.
Sebagai alat bantu untuk
mempercepat, meringankan, dan mempermudah pekerjaan di bidang kearsipan.
3.
Sebagai alat pelindung arsip dari
bahaya kerusakan sehingga arsip tahan lama.
Sebelum mempertimbangkan berbagai macam peralatan dan perlengkapan
kearsipan, ada 3 istilah penting yang berkaitan dengan penyimpanan arsip, yaitu
sebagai berikut :
1.
Pengarsipan horizontal, yaitu
penenpatan atau penyimpanan arsip/dokumen/map dilakukan secara mendatar
(horizontal), di mana arsip atau dokumen saling bertumpuk pada rak atau laci
yang tidak terlalu dalam.
2.
Pengarsipan vertikal, yaitu
penempatan atau penyimpanan arsip/dokumen/map dilakukan secara tegak lurus
(vertikal) dimana arsip disusun berderet ke belakang.
3.
Penyimpanan lateral, yaitu
penempatan atau penyimpanan arsip/dokumen/map dilakukan secara berdiri
(lateral) di mana arsip disusun berderet menyamping.
Macam-macam peralatan kerasipan antara lain sebagai berikut
:
1. Filling cabinet
Filling cabinet, yaitu lemari arsip
yang teridiri dari beberapa laci, antara 1-6 laci; tetapi yang paling banyak
digunakan adalah 4 dan 5 laci. Setiap laci dapat menampung kurang lebih
5.000 lembar arsip ukuran surat yang disusun berdiri tegak lurus (vertical)
berderet ke belakang. Filling cabinet berguna untuk menyimpan arsip atau
berkas yang masih bersifat aktif.Sebelum arsip disimpan ke laci, terlebih
dahulu arsip-arsip tersebut dimasukkan ke dalam folder atau folder gantung
(hanging folder). Penyimpanan arsip dalam laci sebaiknya tidak ketat
padat, karena diperlukan ruang longgar untuk memudahkan dalam memasukkan dan
mengeluarkan arsip ke dan dari laci. Penyimpanan arsip yang terlalu
padat, di samping membuat pekerjaan pencarian menjadi sulit, juga dapat merusak
arsip yang ada di dalamnya. Dengan demikian, sebaiknya arsip yang
disimpan tiak lebih dari 4.000 surat, dengan folder sekitar 40-50 folder dan
guide 20-40 lembar.Dalam laci filling cabinet dilengkapi dengan sepasang gawang
yang dipasang di kiri dan kanan bagian atas memanjang ke belakang sepanjang lacinya.
Gawang tersebut digunakan untuk menyangkutkan hanging folder. Filling
cabinet dapat terbuat dari plastik atau logam, tetapi yang paling baik adalah
dari logam, karena lebih kuat.
2. Rotary (Alat Penyimpanan
Berputar)
Rotary adalah semacam filling cabinet
tetapi penyimpanan arsip dilakukan secara berputar. Alat ini dapat
digerakkan secara berputar, sehingga dalam penempatan dan penemuan kembali
arsip tidak banyak memakan tenaga. Alat ini terbuat dari bahan yang kuat
seperti logam atau besi. Arsip disimpan pada alat ini secara lateral.
3. Lemari Arsip
Lemari arsip adalah lemari tempat
menyimpan arsip dalam berbagai bentuk arsip. Lemari ini dapat terbuat
dari kayu atau juga besi yang dilengkapi dengan daun pintu yang menggunakan
engsel, pintu dorong, atau pun menggunakan kaca.Penyusunan arsip dapat
dilakukan dengan cara berdiri menyamping (lateral) dengan terlebih dahulu arsip
dimasukkan ke dalam ordner atau dengan cara ditumpuk mendatar (horizontal)
dengan terlebih dahulu arsip dimasukkan ke map.
4. Rak Arsip
Rak arsip adalah lemari tanpa pintu
tempat menyimpan arsip yang disusun secara lateral (menyamping).
Arsip-arsip yang akan disimpan di rak terlebih dahulu dimasukkan ke dalam
ordner atau kotak arsip. Ordner atau kotak arsip ditempatkan di rak arsip
sehingga tampak punggung dari ordner atau kotak arsip, yang berguna untuk
menempatkan label/judul dari arsip yang ada di dalamnya. Rak arsip dapat
dibuat dari kayu atau besi.
5. Map Arsip
Map arsip adalah lipatan yang
terbuat dari karton/kertas tebal atau plastik yang digunakan untuk menyimpan
arsip/surat-surat. Arsip yang disimpan tidak terlalu banyak, berkisar
1-50 lembar. Sebaiknya arsip jangan sampai disimpan terlalu banyak
sehingga map sulit ditutup. Map arsip ada beberapa macam, antara lain
sebagai berikut:
a. Stopmap folio, yaitu map yang
terdapat daun penutup pada setiap sisinya. Daun penutup ini berfungsi
untuk menopang surat yang ada di dalamnya agar tidak jatuh. Pada umumnya,
stopmap folio digunakan untuk menyimpan arsip yang masih dalam proses, tetapi
dapat juga untuk menyimpan arsip yang sudah inaktif, di mana map yang berisi
kumpulan arsip ini akan dibendel atau diikat dengan menggunakan tali.
b. Map snelhecter, yaitu map yang mempunyai
penjepit di tengah map. Map ini tidak mempunyai daun penutup. Untuk
menopang arsip/surat yang ada di dalamnya digunakan penjepit. Arsip yang
disimpan pada umumnya yang bersifat inaktif, tetapi dapat juga untuk menyimpan
arsip aktif. Arsip yang ditempatkan di dalamnya terlebih dahulu harus dilubangi
dengan menggunakan perforator.
c. Folder, yaitu map tanpa dilengkapi
dengan daun penutup. Map ini berupa lipatan kertas tebal/plastik
saja. Karena tidak ada daun penutupnya, maka map ini fungsinya untuk
menyimpan arsip yang selanjutnya akan dimasukkan ke dalam kotak arsip secara
vertical. Map ini mempunyai tab (bagian yang menonjol pada posisi atas)
untuk menuliskan judul/label tentang arsip yang ada di dalam folder tersebut.
d. Hanging folder, yaitu folder yang
mempunyai besi penggantung. Besi penggantung ini dipasang pada gawang
yang ada di filling cabinet. Hanging folder juga mempunyai tab untuk
menuliskan kode atau indeks arsip yang ada di dalamnya.
6.
Guide
Guide, yaitu lembaran kertas tebal
tau karton yang digunakan sebagai penunjuk dan atau sekat/pemisah dalam
penyimpanan arsip. Guide terdiri dari 2 bagian, yaitu sebagai berikut:
a. Tab guide, yaitu bagian yang
menonjol untuk menuliskan kode-kode, tanda-tanda, atau indeks
(pengelompokan) arsip.
b. Badan guide, fungsinya untuk
menopang arsip-arsip yang ada di belakangnya.Guide ditempatkan di depan folder
jika penyimpanan arsip menggunakan filling cabinet, atau dapat juga di depan
arsip jika penyimpanan menggunakan ordner atau map snelhecter.Guide dapat
dibuat dengan berbagai ukuran disesuaikan dengan bentuk arsip. Jika arsip
berupa surat-surat dengan menggunakan kertas ukuran folio atau a4, maka badan
guide dibuat sesuai ukuran arsip yang disimpan, tetapi jika arsip ukurannya
kecil, maka guide juga kecil.Posisi tab guide dapat diatur penempatannya, yaitu
sebagai berikut:
c. Guide pertama, yaitu tab guide
terletak pada posisi atas sebelah kiri, untuk menuliskan kelompok utama (main
subject).
d. Guide kedua, yaitu tab guide
terletak pada posisi atas bagian tengah, untuk menuliskan kelompok sekunder
(sub subject).
e. Guide ketiga, yaitu tab guide
terletak pada posisi atas sebelah kanan, untuk menuliskan kelompok tersier (sub
sub subject) atau untuk yang lebih khusus lagi.
7.
Ordner
Ordner adalah map besar dengan ukuran
punggung sekitar 5 cm yang di dalamnya terdapat besi penjepit. Arsip yang
akan disimpan di dalam ordner terlebih dahulu dilubangi dengan menggunakan
perforator.
Ordner terbuat dari karton yang
sangat tebal sehingga cukup kuat jika diletakkan secara lateral pada lemari
arsip atau rak arsip. Ordner dapat memuat kurang lebih 500 lembar
arsip/surat.
8.
Stapler
Stapler adalah alat yang digunakan
untuk menyatukan sejumlah kertas. Stapler digerakkan dengan menggunakan
tenaga manusia. Cara kerja dan komponennya mekanik, serta baru berfungsi
apabila diisi dengan staples. Stapler dan stapler berbuat dari bahan
logam sehingga cukup kuat.Jangan memasukkan isi staples melebihi kamampuannya,
supaya daya lentur per tetap kuar. Jika terjadi kemacetan di bagian mulut,
usahakan tidak memukul-mukulkan stapler. Stapler sangat popular sehingga
memiliki banyak nama tidak resmi yang berasal dari suara yang dikeluarkan alat
ini, seperti jekrekan, jepretan, dan cekrekan.
Menurut kemampuan dan bentuknya,
stapler dibedakan menjadi:
a. Stapler kecil, yaitu stapler yang
bentuknya kecil dan mampu membendel maksimum 10 lembar kertas.
b. Stapler sedang, yaitu stapler yang
bentuknya sedang dan mampu membendel 10-20 lembar kertas.
c. Stapler besar, yaitu stapler yang
bentuknya besar dan mampu membendel lebih dari 20 lembar kertas.
9.
Perforator
Perforator adalah alat untuk
melubangi kertas/kartu. Perforator dibedakan antara lain sebagai berikut:
a. Perforator dengan satu pelubang,
digunakan untuk melubangi karti perpustakaan, papan nama, plastik, dan
lain-lain.
b. Perforator dengan dua pelubang,
digunakan untuk melubangi kertas yang akan disimpan dalam map snelhecter atau
ordner.
c. Perforator dengan lima pelubang,
digunakan untuk melubangi kertas yang akan dimasukkan ke dalam
ordner.Perforator digerakkan dengan tenaga manusia. Cara kerja dan
komponennya mekanis. Perforator membuat lubang dengan diameter 5
mm. perforator terbuat dari logam. Cara menggunakan perforator
adalah sebagai berikut:
d. Siapkan kertas yang akan diberi
lubang, maksimum 10 lembar. Lembar paling atas dilipat sama lebar untuk
menentukan titik tengah, lalu tepi kertas diratakan.
e. Kertas diletakkan di papan kertas
pada posisi tengah sampai tepi kertas menyentuh batas tepi perforat c.Tangkai
perforator ditekan dengan telapak tangan sampai kertas berlubang.
10.
Numerator
Numerator adalah alat untuk
membubuhkan nomor pada lembaran dokumen. Menurut bentuk dan ukurannya,
numerator dibedakan menjadi sebagai berikut:
a. Numerator kecil, yaitu numerator
yang ukuran angkanya kecil dan terdiri dari 4-6 digit.
b. Numerator besar, yaitu numerator
yang ukuran angkanya lebih besar dan terdiri dari 6 digit.
Numerator digerakkan dengan
tangan. Cara kerja dan komponennya mekanis. Terdapat pengatur angka
rangkap, dan membuat angka secara otomatis dengan cara menekannya. Jika
tidak digunakan, numerator harus disimpan di tampat tertutup dan kering.
Adapun cara kerja numerator adalah sebagai berikut:
a. Beri tinta pada bantalan huruf.
b. Atur nomor awal.
c. Cetak nomor dengan cara menekan
tangkai numerator.
11.
Kotak/ box
Kotak/box adalah kotak yang
digunakan untuk menyimpan arsip yang bersifat inaktif. Biasanya terbuat
dari karton tebal. Arsip yang disimpan di dalam kotak terlebih dahulu
disimpan ke dalam folder. Selanjutnya kotak ini akan ditempatkan pada rak
arsip (lateral berderet ke samping).
12.
Alat sortir
Alat sortir adalah alat yang
digunakan untuk memisahkan surat/warkat yang diterima, diproses, dikirimkan,
dan disimpan ke dalam folder masing-masing. Alat sortir mempunyai beragam
bentuk dan bahan. Ada yang berbentuk rak, kotak, bertingkat, dan
sebagainya. Alat sortir ini dapat dibuat dari berbagai bahan, misalnya
logam, kayu, plastik, atau karton (kertas tebal).
13.
Label
Label adalah alat yang digunakan
untuk member judul pada map/folder yang biasanya diletakkan pada bagian tab
dari sebuah folder/guide. Label terbuat dari bahan kertas dengan berbagai
ukuran dan mempunyai perekat pada bagian belakang, sehingga tidak perlu diberi
lem lagi ketika ingin menempelkan label pada tempat yang diinginkan.
14.
Tickler File
Tickler file adalah alat semacam
kotak yang terbuat dari kayu atau besi baja untuk menyimpan arsip berbentuk
kartu atau lembaran yang berukuran kecil, seperti lembar pinjam arsip, atau
kartu-kartu lain yang memiliki jatuh tempo. Namun demikian, tickler file bisa
saja digunakan tunuk menyimpan kartu nama atau kartu perpustakaan. Di
bagain dalam tickler file dilengkapi juga dengan guide atau pembatas.
Tickler file berfungsi sebagai alat pengingat bagi petugas arsip.
15.
Cardex (Card Index) Cabinet
Cardex (Card Index) Cabinet adalah
alat yang digunakan untuk menyimpan kartu indeks dengan menggunakan laci-laci
yang dapat ditarik keluar memanjang. Di dalam cardes terdapat semacam
kantung plastik tempat menyimpan kartu indeks. Alat ini terbuat dari
bahan besi baja.
16.
Steples
Steples
merupakan salah satu peralatan arsip kantor yang berkaitan erat dengan stapler.
Yang mana fungsi steples adalah sebagai isi dari stapler agar dapat digunakan
dengan baik . tanpa staples,stapler pun tidak dapat digunakan.
F.
Jenis – Jenis Perlengkapan Kerasipan
Perlengkapan Kearsipan adalah bahan-bahan pendukung yang
digunakan dalam kegiatan kearsipan, yang biasanya merupakan bahan yang tidak
tahan lama (penggunaannya relatif singkat), artinya bahan ini selalu disediakan
secara terus menerus.
Beberapa perlengkapan kearsipan, antara lain sebagai berikut
:
1.
Kartu Indeks
Kartu indeks adalah kartu yang
berisi identitas suatu arsip atau warkat yang disimpan, gunannya sebagai alat
bantu untuk menemukan arsip. Kartu indeks dibuat dengan ukuran 12,5 cm x 7,5
cm. Kartu indeks mencatat informasi tentang:
a. Judul/nama surat,
b. Nomor surat,
c. Hal surat,
d. Tanggal surat,
e. Kode surat,
f. Kode kartu indeks.
Kartu indeks digunakan apabila arsip
yang disimpan menggunakan sistem penyimpanan subjek, tanggal, wilayah dan
nomor. Kartu indeks tidak digunakan jika arsip/dokumen disimpan dengan
menggunakan sistem abjad. Hal ini disebabkan kartu indeks dibuat untuk membantu
menemukan arsip apabila petugas atau si peminjam lupa tentang
judul/caption/kode dari surat yang akan dipinjam. Seseorang biasanya lebih
mudah mengingat nama orang/perusahaan. Sehingga susunannya diurutkan secara
alfabetis.
2.
Kartu Tunjuk Silang
Kartu tunjuk silang adalah suatu
petunjuk ysng terdapat pada tempat penyimpanan yang berfungsi untuk menunjukkan
tempat (map) dari suatu dokumen/arsip yang dicari pada tempat yang ditunjukkan.
Kartu tunjuk silang dapat dibuat dengan ukuran 12,5 cm x 7,5 cm. Tidak semua
arsip dibuatkan kartu tunjuk silangnya, tetapi hanya arsip tertentu saja yang
memang benar-benar pelu dibuatkan kartu tunjuk silangnya. Hal ini disebabkan
pembuatan kartu tunjuk silang berarti menambah beban kerja, waktu dan
peralatan. Disamping itu, penggunaan kartu tunjuk silang yang berlebihan justru
menambah keruwetan penyimpanan.
Beberapa kriteria dari suatu arsip
yang perlu dibuatkan kartu tunjuk silangnya antara lain :
a. Jika suatu arsip mempunyai lebih
dari satu judul/caption/nama.
b. Jika surat/arsip yang disimpan pada
filling cabinet mempunyai lampiran dokumen lain yang ukurannya besar dan tidak
memungkinkan untuk disimpan pada laci filling cabinet, misalnya : peta dan
gambar.
3.
Lembar Pinjam Arsip (Out Slip)
Lembar pinjam arsip atau outslip
adalah lembaran/formulir yang digunakan untuk mencatat setiap peminjaman arsip.
Kegunaan lembar pinjam arsip :
a. Sebagai bahan bukti adanya
peminjaman arsip.
b. Sebagai ingatan untuk mengetahui
siapa dan kapan batas waktu pengembalian arsip yang dipinjam.
c. Sebagai tanda bahwa arsip yang
dimaksut sedang dipinjam.
d. Mencegah terjadinya kehilangan arsip
karena peminjaman yang tidak dikembalikan.
e. Sebagai dasar untuk melakukan
penilaian suatu arsip.
Lembar pinjam arsip dibuat rangkap
3, antara lain sebagai berikut :
a. Lembar ke-1 untuk ditempatkan pada
tempat penyimpanan arsip yang dipinjam, sebagai tanda bahwa tersebut sedang
dipinjam.
b. Lembar ke-2 untuk peminjam arsip
sebagai bukti peminjaman.
c. Lembar ke-3 untuk petugas arsip
(arsiparis) yang disimpan pada tickler file sebagai bahan ingatan.
4.
Map Pengganti (Out Folder)
Jika surat yang dipinjam tidak hanya
1 surat, tetapi 1 map yang berisikan seluruh surat-surat, maka perlu dibuatkan
1 map pengganti (out folder) dan menempatkannya di tempat map yang dipinjam
tadi.
5.
Buku Arsip
Komentar
Posting Komentar